Sumatera Barat menyimpan jejak sejarah yang kaya, salah satunya melalui Benteng Parit Batu. Benteng ini terletak di Kabupaten Pasaman Barat dan menyimpan kisah menarik di baliknya. Meskipun kini tak lagi utuh, bekasnya masih dapat dikenali.
Benteng Parit Batu dibangun pada masa Kerajaan Daulat Parit Batu, yang merupakan bagian dari Kerajaan Pagaruyung. Didirikan atas perintah Pemerintah Hindia Belanda sekitar tahun 1901, benteng ini memiliki tujuan strategis pada masanya.
Bangunan benteng ini memiliki denah persegi panjang dengan ukuran yang cukup luas, mencapai 150 x 100 meter. Dinding benteng yang terbuat dari bebatuan andesit memiliki ketebalan antara 1,25 hingga 2 meter, dengan tinggi mencapai 1,5 hingga 2 meter.
Lokasi benteng yang diapit oleh dua sungai, Batang Tomani dan Batang Tipo, memberikan keuntungan tersendiri sebagai benteng pertahanan alami. Parit yang mengelilingi benteng juga berfungsi sebagai penghalang bagi musuh yang hendak menyerang.
Setelah pembangunannya selesai, terjadi perpindahan permukiman penduduk ke sekitar area benteng. Hal ini menunjukkan bahwa benteng tidak hanya berfungsi sebagai pertahanan militer, tetapi juga menjadi pusat aktivitas dan permukiman.
Sayangnya, informasi detail mengenai kisah dan fungsi spesifik Benteng Parit Batu tidak banyak terdokumentasi. Namun, keberadaannya menjadi bukti bisu akan dinamika kekuasaan dan strategi pertahanan di masa lampau.
Kini, Benteng Parit Batu dikenal juga dengan nama Kampung Lama Parit Batu. Meskipun struktur bangunan benteng tidak lagi utuh, situs ini tetap menjadi pengingat akan sejarah Kerajaan Daulat Parit Batu dan pengaruh kolonial Belanda di Sumatera Barat.
Oleh karena itu, inisiatif untuk melakukan upaya pelestarian yang lebih terstruktur dan penelitian yang lebih mendalam terhadap situs bersejarah Benteng Batu sangatlah penting dan mendesak. Diharapkan, melalui upaya ini, kita dapat mengungkap lebih banyak lagi informasi yang tersembunyi mengenai kisah kejayaan dan peran strategis benteng ini di masa lampau.
Dengan demikian, warisan sejarah yang tak ternilai ini dapat terus dikenang, diapresiasi, dan menjadi sumber pelajaran yang berharga bagi generasi muda Indonesia di masa depan, menumbuhkan rasa cinta tanah air dan pemahaman akan akar sejarah bangsa.
